Kereta api Argo Bromo Anggrek
Kereta api Argo Bromo Anggrek membawa lokomotif beserta rangkaian spesial KTT G20 Indonesia 2022 saat melintasi Tambun, Bekasi | |||
Informasi umum | |||
---|---|---|---|
Jenis layanan | Kereta api antarkota | ||
Status | Beroperasi | ||
Mulai beroperasi | 24 September 1997 | ||
Operator saat ini | Kereta Api Indonesia | ||
Lintas pelayanan | |||
Stasiun awal | Surabaya Pasarturi | ||
Jumlah pemberhentian | Lihatlah di bawah. | ||
Stasiun akhir | Jakarta Gambir | ||
Jarak tempuh | 720 km | ||
Waktu tempuh rerata | 8 jam 10 menit | ||
Frekuensi perjalanan | Dua kali keberangkatan setiap hari | ||
Jenis rel | Rel berat | ||
Pelayanan | |||
Kelas | Eksekutif dan Luxury | ||
Pengaturan tempat duduk |
| ||
Fasilitas restorasi | Ada | ||
Fasilitas observasi | Kaca panorama dupleks dengan blinds dan lapisan laminasi isolator panas | ||
Fasilitas hiburan | Ada. Hanya ada di layanan luxury | ||
Fasilitas lain | Lampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara, dan Wi-Fi. | ||
Teknis sarana dan prasarana | |||
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) | ||
Kecepatan operasional | 88-120 km/jam | ||
Pemilik jalur | Ditjen KA, Kemenhub RI | ||
Nomor pada jadwal | 1–4 | ||
|
Kereta api Argo Bromo Anggrek (disebut pula sebagai Argo Anggrek) merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan luxury yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia untuk melayani rute Surabaya Pasarturi–Jakarta Gambir dan sebaliknya. Kereta api yang diluncurkan pada 24 September 1997 ini merupakan salah satu kereta api antarkota unggulan karena pernah beroperasi menggunakan rangkaian kereta berbogie CL243 bolsterless (K9) pada awal pengoperasiannya.
Kereta api ini menempuh jarak sejauh 720 km dalam waktu sekitar 8 jam 10 menit.[1]
Asal usul nama[sunting | sunting sumber]
Nama Bromo diambil dari nama gunung api Gunung Bromo di Jawa Timur. Nama Anggrek berasal dari nama bunga asal Indonesia yaitu, bunga Anggrek.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Awal pengoperasian[sunting | sunting sumber]
Kereta api JS950 Argo Bromo (1995–2000-an)[sunting | sunting sumber]
Sejarah kereta api berkelajuan tinggi di Indonesia diawali dengan peluncuran kereta api JS950 Argo Bromo yang diresmikan oleh Presiden Indonesia saat itu, Soeharto, pada 31 Juli 1995, bertepatan dengan Hari Teknologi Nasional—nama "JS950" berarti "kereta api lintas Jakarta–Surabaya menempuh waktu 9 jam, diluncurkan pada peringatan 50 tahun kemerdekaan Republik Indonesia".[2][3]
Kereta api Argo Bromo sempat beroperasi secara bersamaan dengan kereta api Argo Bromo Anggrek di lintas yang sama sebelum berhenti beroperasi pada awal 2000-an karena kebijakan rasionalisasi yang dilakukan oleh PT KA. Sejak pengoperasian kereta api JS950 Argo Bromo dihentikan, rangkaian keretanya dialihkan untuk pengoperasian kereta api Bima.
Kereta api JS852 Argo Bromo Anggrek (1997–sekarang)[sunting | sunting sumber]
Menggunakan rangkaian kereta berbogie K9[sunting | sunting sumber]
Pada 24 September 1997, Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) meluncurkan kereta api Argo Bromo Anggrek, beroperasi menggunakan rangkaian kereta yang dilengkapi bogie CL243 bolsterless (K9)—bogie yang dikembangkan bersama Alstom menggunakan suspensi udara sehingga dapat melaju hingga 120 km/jam dengan sedikit guncangan.
Kereta api ini pernah melayani kelas super eksekutif (KZ), dilengkapi fasilitas yang lebih dari kelas eksekutif biasa, yaitu adanya komputer dan kursi yang lebih nyaman, namun layanan kelas tersebut kini dihapus.
Rangkaian kereta ini juga sempat mengalami pemugaran ulang di INKA sekitar tahun 2000-an akhir dan mengubah warna bagian luar dari merah muda menjadi ungu, meskipun tidak mengalami proses perbaikan ulang secara keseluruhan.
Perbaikan ulang rangkaian kereta berbogie K9[sunting | sunting sumber]
Dalam pengoperasiannya, kereta api ini sering anjlok karena bogie K9 dikenal sensitif terhadap kondisi rel di Indonesia, terutama terhadap belokan. Selain itu, waktu dinas rangkaian kereta ini terlalu lama dengan jeda istirahat di stasiun tujuan sangat terbatas, serta jumlahnya terbatas. Karena sering mengalami kecelakaan, Departemen Perhubungan Indonesia memberi perintah kepada PT KA untuk menarik seluruh rangkaian kereta ini mulai Desember 2010,[4] sementara kereta api Argo Bromo Anggrek beroperasi menggunakan rangkaian kereta hasil penyehatan oleh Balai Yasa Manggarai. Rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek pernah dipakai untuk pengoperasian kereta api Argo Muria, Argo Lawu, dan Argo Sindoro.
Setelah Kereta Api Indonesia melakukan penarikan rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek, INKA melakukan perbaikan, terutama pada bogie kereta—bogie K9 diubah menjadi K9 Re-Engineering (RE).[5] Selain itu, INKA juga melakukan perbaikan bagian luar dan dalam kereta (untuk perbaikan bagian luar juga dilakukan bersama dengan Balai Yasa Gubeng), perbaikan toilet menjadi toilet ramah lingkungan, serta menambahkan kotak penampungan karena limbah kotoran saat itu dibuang langsung ke rel.[6]
Pada 2015, beberapa rangkaian kereta ini dilakukan pemeliharaan akhir (PA) di Balai Yasa Surabaya Gubeng. Terdapat penurunan mutu sarana setelah dilakukan perbaikan, seperti mengubah pintu geser otomatis menjadi pintu geser manual dan mengubah sandaran kaki. Meskipun demikian, beberapa kereta yang tidak diperbaiki ulang di INKA hingga kini masih dilengkapi pintu geser otomatis.
Pada pertengahan 2016, sepuluh kereta kelas eksekutif tersebut telah diperbaiki ulang baik bagian luar maupun dalam sehingga menyerupai kereta eksekutif buatan INKA keluaran 2016. Selain itu, beberapa perubahan mulai tampak setelah dilakukan perbaikan, seperti tirai jendela diubah tirai blind serta sandaran kaki pegas yang bisa dilipat.
Pengoperasian saat ini[sunting | sunting sumber]
Kereta api Argo Bromo Anggrek melayani kelas Luxury sejak 12 Juni 2018.[7][8]
Rangkaian kereta kelas eksekutif baja nirkarat buatan INKA mulai dipakai untuk pengoperasian kereta api ini pada 2019, sementara rangkaian kereta buatan tahun 1997 dan 2001 dialihkan ke Depo Kereta Semarang Poncol (SMC) untuk pengoperasian kereta api Argo Sindoro dan Argo Muria.
Pada akhir 2019 hingga 2020, kereta api ini mengalami penambahan jumlah pemberhentian sehingga melayani penumpang di Stasiun Bojonegoro[9] dan Stasiun Pekalongan.[10]
Pada 24 September 2021 bertepatan Ulang Tahun ke 24 tahun kecepatan maksimal kereta api Argo Bromo Anggrek kembali ditingkatkan menjadi 120 km/jam sehingga mempersingkat waktu tempuh sekitar 20 menit dari jadwal perjalanan sebelumnya. Oleh karena itu, perjalanan dari Surabaya menuju Jakarta dan sebaliknya dapat ditempuh sekitar 8 jam 10 menit.[1]
Insiden[sunting | sunting sumber]
Pada 27 Oktober 2003 pukul 12.05, kereta api Argo Bromo Anggrek tujuan Stasiun Gambir anjlok di km 38+420 petak Stasiun Karangjati dan Stasiun Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Sebelumnya, keberangkatan kereta api ini dari Stasiun Surabaya Pasarturi terlambat karena adanya perbaikan pada kereta bagian belakang. Kejadian ini mengakibatkan 1 kereta dalam posisi miring, 4 kereta terguling, serta bogie pada salah satu kereta terlepas.[11]
Pada 19 Juni 2009, sebuah kereta pembangkit pada kereta api Argo Bromo Anggrek terbakar di Stasiun Cikampek. Kereta pembangkit pun dilepas dan dipadamkan di Stasiun Cikampek, sementara kereta api Argo Bromo Anggrek terpaksa dilanjutkan perjalanannya tanpa kereta pembangkit hingga Stasiun Cirebon.[12] Kemungkinan ini terjadi akibat korsleting.[13]
Pada 2 Oktober 2010 sekitar pukul 03.00, kereta api Argo Bromo Anggrek menabrak kereta api Senja Utama Semarang di Stasiun Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah yang mengakibatkan dua kereta mengalami kerusakan parah. Selain itu, kejadian ini mengakibatkan 36 penumpang tewas dan 26 mengalami luka parah.[14] Dari hasil investigasi INSTRAN, kesalahan pada kecelakaan tersebut terletak pada masinis kereta api Argo Bromo Anggrek (tertidur sebelum kecelakaan) dan petugas pengatur perjalanan kereta api—tidak memerintahkan masinis kereta api Senja Utama Semarang untuk berhenti di jalur 1.[15]
Pada 16 November 2012, kereta api Argo Bromo Anggrek anjlok di dekat Stasiun Bulakamba. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun perjalanan kereta api di jalur utara terhambat sehingga beberapa perjalanan kereta dialihkan menuju jalur Cirebon-Prupuk.
Stasiun pemberhentian[sunting | sunting sumber]
Provinsi | Kota/Kabupaten | Stasiun[16] | Penghubung antarmoda |
---|---|---|---|
Jawa Timur | Surabaya | Surabaya Pasarturi | ![]() Ekonomi Lokal: Surabaya Pasarturi-Cepu, Bojonegoro-Sidoarjo Komuter: Surabaya Pasarturi-Lamongan, Surabaya Pasarturi-Sidoarjo, Indro-Sidoarjo ![]() |
Bojonegoro | Bojonegoro | ![]() Ekonomi Lokal: Surabaya Pasarturi-Cepu, Bojonegoro-Sidoarjo ![]() | |
Jawa Tengah | Semarang | Semarang Tawang | ![]() Kereta api lokal: Kamandaka dan Joglosemarkerto Komuter: Kedung Sepur ![]() ![]() ![]() |
Pekalongan | Pekalongan | ![]() Kereta api lokal: Kamandaka dan Joglosemarkerto ![]() | |
Jawa Barat | Cirebon | Cirebon | ![]() |
Daerah Khusus Ibukota Jakarta | Jakarta Pusat | Gambir | ![]() ![]() Bus kota: Koridor 6H Mikrotrans: JAK 10B |